SOFTSKILL "ORGANISASI &
METODE"
Pengertian
Konflik
Konflik berasal
dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul.
Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua
orang atau lebih, dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain
dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Konflik
dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam
suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah
menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan
lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi
sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam
setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah
mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya,
konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik
bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai
sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan
integrasi. sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.
1. JENIS-JENIS KONFLIK
Terdapat berbagai macam jenis konflik, tergantung pada dasar yang digunakan untuk membuat klasifikasi. Ada yang membagi konflik atas dasar fungsinya, ada pembagian atas dasar pihak-pihak yang terlibat dalam konflik, dan sebagainya.
Terdapat berbagai macam jenis konflik, tergantung pada dasar yang digunakan untuk membuat klasifikasi. Ada yang membagi konflik atas dasar fungsinya, ada pembagian atas dasar pihak-pihak yang terlibat dalam konflik, dan sebagainya.
A. Konflik Dilihat dari Fungsi
Berdasarkan fungsinya, Robbins (1996:430) membagi konflik menjadi dua macam, yaitu: konflik fungsional (Functional Conflict) dan konflik disfungsional (Dysfunctional Conflict). Konflik fungsional adalah konflik yang mendukung pencapaian tujuan kelompok, dan memperbaiki kinerja kelompok. Sedangkan konflik disfungsional adalah konflik yang merintangi pencapaian tujuan kelompok.
Menurut Robbins, batas yang menentukan apakah suatu konflik fungsional atau disfungsional sering tidak tegas (kabur). Suatu konflik mungkin fungsional bagi suatu kelompok, tetapi tidak fungsional bagi kelompok yang lain. Begitu pula, konflik dapat fungsional pada waktu tertentu, tetapi tidak fungsional di waktu yang lain. Kriteria yang membedakan apakah suatu konflik fungsional atau disfungsional adalah dampak konflik tersebut terhadap kinerja kelompok, bukan pada kinerja individu. Jika konflik tersebut dapat meningkatkan kinerja kelompok, walaupun kurang memuaskan bagi individu, maka konflik tersebutdikatakan fungsional. Demikian sebaliknya, jika konflik tersebut hanya memuaskan individu saja, tetapi menurunkan kinerja kelompok maka konflik tersebut disfungsional.
B. Konflik Dilihat dari Pihak yang
Terlibat di Dalamnya
Berdasarkan pihak-pihak yang terlibat di dalam konflik, Stoner dan Freeman (1989:393) membagi konflik menjadi enam macam, yaitu:
1) Konflik dalam diri individu (conflict within the individual). Konflik ini terjadi jika seseorang harus memilih tujuan yang saling bertentangan, atau karena tuntutan tugas yang melebihi batas kemampuannya.
2) Konflik antar-individu (conflict among individuals). Terjadi karena perbedaan kepribadian (personality differences) antara individu yang satu dengan individu yang lain.
3) Konflik antara individu dan kelompok (conflict among individuals and groups). Terjadi jika individu gagal menyesuaikan diri dengan norma - norma kelompok tempat ia bekerja.
4) Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama (conflict among groups in the same organization). Konflik ini terjadi karena masing - masing kelompok memiliki tujuan yang berbeda dan masing-masing berupaya untuk mencapainya.
5) Konflik antar organisasi (conflict among organizations). Konflik ini terjadi jika tindakan yang dilakukan oleh organisasi menimbulkan dampak negatif bagi organisasi lainnya. Misalnya, dalam perebutan sumberdaya yang sama.
6) Konflik antar individu dalam organisasi yang berbeda (conflict among individuals in different organizations). Konflik ini terjadi sebagai akibat sikap atau perilaku dari anggota suatu organisasi yang berdampak negatif bagi anggota organisasi yang lain. Misalnya, seorang manajer public relations yang menyatakan keberatan atas pemberitaan yang dilansir seorang jurnalis.C. Konflik Dilihat dari Posisi Seseorang dalam Struktur Organisasi
Winardi (1992:174) membagi konflik menjadi empat macam, dilihat dari posisi seseorang dalam struktur organisasi. Keempat jenis konflik tersebut adalah sebagai berikut:
- Konflik vertikal, yaitu konflik yang terjadi antara karyawan yang memiliki kedudukan yang tidak sama dalam organisasi. Misalnya, antara atasan dan bawahan.
- Konflik horizontal, yaitu konflik yang terjandi antara mereka yang memiliki kedudukan yang sama atau setingkat dalam organisasi. Misalnya, konflik antar karyawan, atau antar departemen yang setingkat.
- Konflik garis-staf, yaitu konflik yang terjadi antara karyawan lini yang biasanya memegang posisi komando, dengan pejabat staf yang biasanya berfungsi sebagai penasehat dalam organisasi.
- Konflik peran, yaitu konflik yang terjadi karena seseorang mengemban lebih dari satu peran yang saling bertentangan. Di samping klasifikasi tersebut di atas, ada juga klasifikasi lain, misalnya yang dikemukakan oleh Schermerhorn, et al. (1982), yang membagi konflik atas: substantive conflict, emotional conflict, constructive conflict, dan destructive conflict.
SUMBER
PENYEBAB TIMBULNYA KONFLIK
Menurut
Robbins (1996), konflik muncul karena ada kondisi yang melatar - belakanginya
(antecedent conditions). Kondisi tersebut, yang disebut juga sebagai sumber
terjadinya konflik, terdiri dari tiga ketegori, yaitu: komunikasi, struktur,
dan variabel pribadi.
Komunikasi.
Komunikasi yang buruk, dalam arti komunikasi yang menimbulkan kesalah - pahaman
antara pihak-pihak yang terlibat, dapat menjadi sumber konflik. Suatu hasil
penelitian menunjukkan bahwa kesulitan semantik, pertukaran informasi yang
tidak cukup, dan gangguan dalam saluran komunikasi merupakan penghalang
terhadap komunikasi dan menjadi kondisi anteseden untuk terciptanya konflik.
Struktur. Istilah struktur dalam konteks ini digunakan dalam artian yang
mencakup: ukuran (kelompok), derajat spesialisasi yang diberikan kepada anggota
kelompok, kejelasan jurisdiksi (wilayah kerja), kecocokan antara tujuan anggota
dengan tujuan kelompok, gaya kepemimpinan, sistem imbalan, dan derajat
ketergantungan antara kelompok. Penelitian menunjukkan bahwa ukuran kelompok
dan derajat spesialisasi merupakan variabel yang mendorong terjadinya konflik.
Makin besar kelompok, dan makin terspesialisasi kegiatannya, maka semakin besar
pula kemungkinan terjadinya konflik.
Variabel
Pribadi. Sumber konflik lainnya yang potensial adalah faktor pribadi, yang
meliputi: sistem nilai yang dimiliki tiap-tiap individu, karakteristik
kepribadian yang menyebabkan individu memiliki keunikan (idiosyncrasies) dan
berbeda dengan individu yang lain. Kenyataan menunjukkan bahwa tipe kepribadian
tertentu, misalnya, individu yang sangat otoriter, dogmatik, dan menghargai
rendah orang lain, merupakan sumber konflik yang potensial. Jika salah satu
dari kondisi tersebut terjadi dalam kelompok, dan para karyawan menyadari akan
hal tersebut, maka muncullah persepsi bahwa di dalam kelompok terjadi konflik.
Keadaan ini disebut dengan konflik yang dipersepsikan (perceived conflict).
Kemudian jika individu terlibat secara emosional, dan mereka merasa cemas,
tegang, frustrasi, atau muncul sikap bermusuhan, maka konflik berubahmenjadi
konflik yang dirasakan (felt conflict). Selanjutnya, konflik yang telah
disadari dan dirasakan keberadaannya itu akan berubah menjadi konflik yang
nyata, jika pihak-pihak yang terlibat mewujudkannya dalam bentuk perilaku.
Misalnya, serangan secara verbal, ancaman terhadap pihak lain, serangan fisik,
huru-hara, pemogokan, dan sebagainya.
2. Strategi Penyelesaian
Konflik
Pendekatan penyelesaian konflik oleh pemimpin dikategorikan dalam dua
dimensi ialah kerjasama/tidak kerjasama dan tegas/tidak tegas. Dengan
menggunakan kedua macam dimensi tersebut ada 5 macam pendekatan penyelesaian
konflik ialah :
1. Kompetisi
Penyelesaian konflik yang menggambarkan satu pihak mengalahkan atau
mengorbankan yang lain. Penyelesaian bentuk kompetisi dikenal dengan istilah
win-lose orientation.
2. Akomodasi
Penyelesaian konflik yang menggambarkan kompetisi bayangan cermin yang
memberikan keseluruhannya penyelesaian pada pihak lain tanpa ada usaha
memperjuangkan tujuannya sendiri. Proses tersebut adalah taktik perdamaian.
3. Sharing
Suatu pendekatan penyelesaian kompromistis antara dominasi kelompok dan
kelompok damai. Satu pihak memberi dan yang lain menerima sesuatu. Kedua
kelompok berpikiran moderat, tidak lengkap, tetapi memuaskan.
4. Kolaborasi
Bentuk usaha penyelesaian konflik yang memuaskan kedua belah pihak. Usaha
ini adalah pendekatan pemecahan problem (problem-solving approach) yang
memerlukan integrasi dari kedua pihak.
5. Penghindaran
Menyangkut ketidakpedulian dari kedua kelompok. Keadaaan ini menggambarkan
penarikan kepentingan atau mengacuhkan kepentingan kelompok lain.
3. Motivasi
Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan- kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan.
Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan- kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan.
Motivasi dapat dikelompokkan menjadi
2 yaitu :
a. Motivasi Fisiologis
b. Motivasi Psikologis.
Teori Motivasi
a. Teori X dan teori Y Mc Gregor.
Anggapan-anggapan yang mendasari
teori X :
1. Rata-rata para pekerja itu malas,
tidak suka bekerja dan akan menghindarinya bila dapat.
2. Karena pada dasarnya pekerja
tidak suka bekerja, maka harus dipaksa, dikendalikan, dipelakukan dengan
hukuman, dan diarahkan untuk pencapaian tujuan organisasi.
3. Rata-rata para pekerja lebih
senang dibimbing, berusaha menghindari tanggung- jawab, mempunyai ambisi yang
kecil, keamanan drinya di atas segala-galanya.
Anggapan-anggapan yang mendasari
teori Y :
1. Usaha phisik dan mental yang
dilakukan manusia dalam bekerja adalah kodrat manusia, sama halnya dengan
bermain atau beristirahat.
2. Rata-rata manusia bersedia
belajar, dalam kondisi yang layak, tidak hanya menerima tetapi mencari
tanggung-jawab.
3. Ada kemampuan yang besar dalam
kecerdikan, kreativitas dan daya imajinasi untuk memecahkan masalah-masalah
organisasi yang secara luas tersebar pada seluruh karyawan.
4. Pengendalian ekstern dan hukuman
bukan satu- satunya cara untuk mengarahkan usaha pencapaian tujuan organiasasi.
5. Keterikatan pada tujuan
organisasi adalah fungsi penghargaan yang diterima karena prestasinya dalam
pencapaian tujuan itu.
6. Organisasi seharusnya memberikan
kemungkinan orang untuk mewujudkan potensinya, dan tidak hanya digunakan
sebagian.
b. Teori Hirarki Kebutuhan Maslow
Menurut Maslow ada 5 kebutuhan dasar
manusia yang membentuk hirarki kebutuhan, yaitu :
1. Kebutuhan Fisiologis
2. Kebutuhan Keamanan
3. Kebutuhan Sosial
4. Kebutuhan Penghargaan
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
c. Teori Motivasi Berprestasi Mc
Clelland Menurut Mc Clelland, seseorang dianggap mempunyai motivasi prestasi
yang tinggi, apabila dia mempunyai keinginan untuk berprestasi lebih baik dari
pada yang lain dalam banyak situasi.
Mc Clelland memusatkan perhatiannya
pada tiga kebutuhan manusia yaitu :
1. Kebutuhan Prestasi
2. Kebutuhan Afiliasi
3. Kebutuhan Kekuasaan.
d. Teori Motivasi Dua Faktor
Herzberg
Menurut Herzberg ada dua faktor yang
mempengaruhi motivasi kerja seseorang dalam organisasi, yaitu pemuas kerja (job
satisfier) yang berkaitan dengan isi pekerjaan dan penyebab ketidakpuasan kerja
(job dissafisfiers) yang bersangkutan dengan suasana pekerjaan Satisfiers
disebar motivators dan dissatifiers disebut faktor-faktor yang higienis.
Jadi dapat kita simpulkan rangkumannya demikian Sumber – sumber konflik organisasional sebagian besar merupakan hasil dinamika interaksi individual dan kelompok serta proses – proses psikologis. Untuk menyelesaikan konflik yang terjadi pimpinan dapat melakukan tindakan alternatif seperti dibawah ini, tergantung pada situasi dan kondisi yang ada. Tindakan alternatif tersebut adalah menggunakan kekuasaan, konfrontasi, kompromi, menghaluskan situasi dan pengunduran diri.
4. Bagaimana Menyalurkan Ide Melalui Komunikasi
Komunikasi dalam organisasi
sangat penting karena dengan adanya komunikasi maka seseorang bisa berhubungan
dengan orang lain dan saling bertukar pikiran yang bisa menambah wawasan seseorang
dalam bekerja atau menjalani kehidupan sehari-hari. Maka untuk membina hubungan
kerja antar pegawai maupun antar atasan bawahan perlulah membicarakan
komunikasi secara lebih terperinci.
Dalam menyalurkan solusi dan
ide melalui komunikasi harus ada si pengirim berita (sender) maupun si penerima
berita (receiver). Solusi-solusi yang diberikan pun tidak diambil seenaknya
saja, tetapi ada penyaringan dan seleksi, manakah solusi yang terbaik yang akan
diambil, dan yang akan dilaksanakan oleh organisasi tersebut agar mencapai
tujuan, serta visi, misi suatu organisasi.
Akan tetapi dalam prakteknya
proses komunikasi harus melalui tahapan-tahapan yang kadang-kadang tidak begitu
mudah. Adapun tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
- Ide (gagasan) => Si Sender
- Perumusan
Dalam perumusan, disini ide si sender disampaikan dalam kata-kata. - Penyaluran (Transmitting)
Penyaluran ini adalah bisa lisan, tertulis, mempergunakan symbol, atau isyarat dsb. - Tindakan
Dalam tindakan ini sebagai contoh misalnya perintah-perintah dalam organisasi dilaksanakan. - Pengertian
Dalam pengertian ini disini kata-kata si sender yang ada dalam perumusan tadi menjadi ide si receiver. - Penerimaan
Penerimaan ini diterima oleh si penerima berita (penangkap berita).
Dalam membina kerja sama dalam
kelompok inilah yang nantinya digunakan dalam rangka membina koordinasi
organisasi kesatuan gerak dan arah yang sesuai dengan arah dan tujuan
organisasi.
Agar tercapai koordinasi dalam
kerjasama pada organisasi itu sangat penting dilaksanakannya komunikasi yang
setepat-tepatnya dan seefektif mungkin sehingga koordinasi dan kerjasama
benar-benar dapat dilaksanakan setepat-tepatnya juga.
Suatu keputusan adalah
rasional secara sengaja bila penyesuaian-penyesuaian sarana terhadap hasil
akhir dicoba dengan sengaja oleh individu atau organisasi, dan suatu keputusan
adalah rasional secara organisasional bila keputusan diarahkan ke tujuan-tujuan
individual.
Pengambilan keputusan juga
sangat memerlukan komunikasi yang setepat-tepatnya, karena dalam akhir dari
pengambilan keputusan tersebut hendaknya juga merupakan pencerminan dari adanya
koordinasi dan kerjasama yang tercipta dalam lingkungan perusahaan atau
lingkungan organisasi.
5. Hambatan-Hambatan Dalam Komunikasi
Komunikasi adalah Suatu proses
penyampaian pesan atau informasi dari suatu pihak ke pihak yang lain dengan
tujuan tercapai persepsi atau pengertian yang sama.
Berikut ini adalah hambatan – hambatan dalam Komunikasi :
Berikut ini adalah hambatan – hambatan dalam Komunikasi :
1. Hambatan dari Proses Komunikasi
• Hambatan dari pengirim pesan,
misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim
pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.
• Hambatan dalam penyandian/simbol
Hal ini dapat terjadi karena bahasa
yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol
yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang
dipergunakan terlalu sulit.
• Hambatan media, adalah hambatan
yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio
dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.
• Hambatan dalam bahasa sandi.
Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima
• Hambatan dari penerima pesan,
misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima /mendengarkan pesan, sikap
prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
• Hambatan dalam memberikan balikan.
Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan
interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.
2. Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu
komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain lain,
misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan sebagainya.
3. Hambatan Semantik.
Kata-kata yang dipergunakan dalam
komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau
berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima.
4. Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis dan sosial
kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta
harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan.
# Klasifikasi Komunikasi dalam
organisai
Di bawah ini ada beberapa
klasifikasi komunikasi dalam organisasi yang di tinjau dari beberapa segi :
1. Dari segi sifatnya :
a. Komunikasi Lisan
komunikasi yang berlangsung lisan /
berbicara
cth: presentasi
b. Komunukasi Tertulis
komunikasi melalui tulisan
Cth: email
c. Komunikasi Verbal
komunikasi yang
dibicarakan/diungkapkan
cth: curhat
d. Komunikasi Non Verbal
komunikasi yang tidak
dibicarakan(tersirat)
cth: seseorang yang nerves (gemetar)
2. Dari segi arahnya :
a. Komunikasi Ke atas
komunikasi dari bawahan ke atasan
b. Komunikasi Ke bawah
komunikasi dari atasan ke bawahan
c. Komunikasi Horizontal
komunikasi ke sesama manusia /
setingkat
d. Komunikasi Satu Arah
pemberitahuan gempa melalui
BMKG(tanpa ada timbal balik)
e. Komunikasi Dua Arah
berbicara dengan adanya timbal
balik/ saling berkomunikasi
3. Menurut Lawannya :
a. Komunikasi Satu Lawan Satu
berbicara dengan lawan bicara yang
sama banyaknya
cth:berbicara melalui telepon
b. Komunikasi Satu Lawan Banyak
(kelompok)
berbicara antara satu orang dengan
suatu kelompok
Cth: kelompok satpam menginterogasi
maling
c. Kelompok Lawan Kelompok
berbicara antara suatu kelompok
dengan kelompok lain
Cth: debat partai politik
4.Menurut Keresmiannya :
a. Komunikasi Formal
komunikasi yang berlangsung resmi
cth: rapat pemegang saham
b. Komunikasi Informal
komunikasi yang tidak resmi
cth : berbicara dengan teman
http://baak.gunadarma.ac.id/
http://studentsite.gunadarma.ac.id/index.php/site/login
Tugas
JELASKAN DAN
SEBUTKAN BIDANG STRUKTURAL DALAM ORGANISASI DIMANA SERING TERJADI KONFLIK ?
Dalam organisasi klasik ada empat bidang struktural
dimana konflik sering terjadi :
1. Konflik hirarkis, yaitu
konflik antara berbagai tingkatan organisasi. Manajemen menengah mungkin
konflik dengan personalia penyelia, dewan komisaris mungkin konflik dengan
manajemen puncak, atau secara umum terjadi konflik manajemen dan para karyawan.
2. Konflik fungsional, yaitu konflik antara berbagai departemen
fungsional organisasi. Sebagai contoh klasik, konflik antara departemen
produksi dan pemasaran dalam satu organisasi perusahaan.
3. Konflik lini-staf, yaitu konflik antara lini
dan staf. Hal ini sering merupakan hasil adanya perbedaan-perbedaan yang
melekat pada personalia lini dan staf
4. Konflik formal-informal, yaitu konflik antara
organisasi formal dan informal.
STRATEGI KONFLIK PENYELESAIAN
Konflik
Konflik adalah perselisahan/terjadi perbedaan
antara dua orang atau lebih,Konflik dapat berupa perselisihan , adanya
ketegangan atau munculnya kesulitan-kesulitan lain di antara dua pihak atau
lebih. Konflik sering menimbulkan sikap oposisi antara kedua belah pihak,
sampai kepada tahap di mana pihak-pihak yang terlibat memandang satu sama lain
sebagai penghalang dan pengganggu tercapainya kebutuhan dan tujuan
masing-masing.
Ada banyak penyebab terjadinya Konflik :
- Perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan. Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya.
Contohnya ketika suami istri
akan pergi berlibur sang istri ingin ketempat A sedangkan sang suami ingin
ketempat B karena mereka berbeda dengan tempat yang disukai maka dapat
menimbulkan konflik kalau diantaranya tidak saling memahami.
- Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda. Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.
Contohnya : seseorang berasal
dari jogja satu lagi dari batak, karena orang batak perkataanya memang lebih
lantang seakan akan lagi marah padahal menurut orang batak itu tidak marah
melainkan memang logatnya maka kalau orang jogja mengira dia marah maka akan
terjadi konflik karena adanya pemikiran yang berbeda.
- Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.
contoh pak mamad dan pak
mahmud punya uang Rp 120.500.000 , kalau kata pak mamad uangnya dipakai buat
bangun masjid saja sedangkan pak mahmud maunya uangnya dibuat buka Toko
saja.nah mereka kan punya tujuan yang berbeda maka itu akan menimbulkan konflik
jika tidak ditangani dengan benar
- Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat. Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial.
Contoh : pada masyarakat
pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan
konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya
bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat
industri. Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai kegotongroyongan berganti
menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenis
pekerjaannya. Hubungan kekerabatan bergeser menjadi hubungan struktural yang
disusun dalam organisasi formal perusahaan. Nilai-nilai kebersamaan berubah
menjadi individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung
tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan
istirahat dalam dunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara
cepat atau mendadak, akan membuat kegoncangan proses-proses sosial di
masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan
karena dianggap mengacaukan tatanan kehiodupan masyarakat yang telah ada.
Tadi telah disebutkan penyebab terjadinya konflik
, lalu bagaimana cara mengatasinya berikut Strategi Penyelesaian Konfliknya.
Yang pertama adalah adanya pendekatan terhadap konflik yang dialami pendekatan
yang dilakukan diantaranya:
- Menghindar
Menghindari konflik dapat
dilakukan jika isu atau masalah yang memicu konflik tidak terlalu penting atau
jika potensi konfrontasinya tidak seimbang dengan akibat yang akan
ditimbulkannya. Penghindaran merupakan strategi yang memungkinkan pihak-pihak
yang berkonfrontasi untuk menenangkan diri.namun pendekatan ini menurut saya
kurang baik,kenapa ? kalau kita menghindari konflik yang terjadi bukankah
nantinya malah akan menimbulkan konflik yang lebih besar. Lebih baik menerima
konflik tersebut lalu meluruskan permasalahannya lalu diskusikan agar tidak
menimbulkan masalah yang lebih besar.
- Mengakomodasi
Memberi kesempatan pada orang
lain untuk mengatur strategi pemecahan masalah, khususnya apabila isu tersebut
penting bagi orang lain. Hal ini memungkinkan timbulnya kerjasama dengan
memberi kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan. Perawat yang menjadi
bagian dalam konflik dapat mengakomodasikan pihak lain dengan menempatkan
kebutuhan pihak lain di tempat yang pertama.
- Kompetisi
Gunakan metode ini jika anda
percaya bahwa anda memiliki lebih banyak informasi dan keahlian yang lebih
dibanding yang lainnya atau ketika anda tidak ingin mengkompromikan nilai-nilai
anda. Metode ini mungkin bisa memicu konflik tetapi bisa jadi merupakan metode
yang penting untuk alasan-alasan keamanan.
- Kompromi atau Negosiasi
Masing-masing memberikan dan
menawarkan sesuatu pada waktu yang bersamaan, saling memberi dan menerima,
serta meminimalkan kekurangan semua pihak yang dapat menguntungkan semua pihak.
- Memecahkan Masalah atau Kolaborasi
Pemecahan sama-sama menang
dimana individu yang terlibat mempunyai tujuan kerja yang sama dalam
penyelesain masalahnya.
Mengendalikan konflik berarti menjaga tingakat
konflik yang kondusif bagi perkembangan organisasi sehingga dapat berfungsi
untuk menjamin efektivitas dan dinamika organisasi yang optimal. Namun bila
konflik telah terlalu besar dan disfungsional, maka konflik perlu diturunkan
intensitasnya, antara lain dengan cara :
- Mempertegas atau menciptakan tujuan bersama. Perlunya dikembangkan tujuan kolektif di antara dua atau lebih unit kerja yang dirasakan bersama dan tidak bisa dicapai suatu unit kerja saja.
- Meminimalkan kondisi ketidak-tergantungan. Menghindari terjadinya eksklusivisme diatara unit-unit kerja melalui kerjasama yang sinergis serta membentuk koordinator dari dua atau lebih unit kerja.
- Memperbesar sumber-sumber organisasi seperti : menambah fasilitas kerja, tenaga serta anggaran sehingga mencukupi kebutuhan semua unit kerja.
- Membentuk forum bersama untuk mendiskusikan dan menyelesaikan masalah bersama. Pihak-pihak yang berselisih membahas sebab-sebab konflik dan memecahkan permasalahannya atas dasar kepentingan yang sama.
- Membentuk sistem banding, dimana konflik diselesaikan melalui saluran banding yang akan mendengarkan dan membuat keputusan.
- Pelembagaan kewenangan formal, sehingga wewenang yang dimiliki oleh atasan atas pihak-pihak yang berkonflik dapat mengambil keputusan untuk menyelesaikan perselisihan.
- Meningkatkan intensitas interaksi antar unit-unit kerja, dengan demikian diharapkan makin sering pihak-pihak berkomunikasi dan berinteraksi, makin besar pula kemungkinan untuk memahami kepentingan satu sama lain sehingga dapat mempermudah kerjasama.
- Me-redesign kriteria evaluasi dengan cara mengembangkan ukuran-ukuran prestasi yang dianggap adil dan acceptable dalam menilai kemampuan, promosi dan balas jasa.
Ada tiga metode penyelesaian konflik yang sering
digunakan, yaitu dominasi atau penekanan, kompromi, dan pemecahan masalah
integratif.Dominasi atau penekanan. Dominasi atau penekanan dapat dilakukan
dengan beberapa cara, yaitu:
- Kekerasan (forcing) : yaitu penekanan otokratik.
- Penenangan (smoothing) : menenangkan diri dari konflik
- Penghindaran (avoidance) : menghidari konflik itu sendiri
- Aturan mayoritas (majority rule) yaitu menyelesaikan konflik antar kelompok dengan melakukan pemungutan suara (voting) melalui prosedur yang adil.
- Kompromi : yaitu mencari jalan tengah untuk kedua pihak yang terjadi konflik
KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahawa
Konflik adalah perbedaan tujuan,latar belakang ataupun pendiria antara dua
orang atau lebih.konflik yang terjadi dapat diselesaikan dengan pendekatan dan
pendekatan yang paling baik adalah memecahkan masalah dan kolaborasi yaitu
menyelesaikan masalah dengan kedua pihak menang.kemudia konflik juga dapat
dikendalikan atau dapat diturunkan instesitasnya dengan berbagai cara
diantaranya adalah membentuk forum agar masalah yang terjadi dapat
diselesaikan.kemudian yang terakhir adalah metode penyelesaian konflik, dan
menurut sayang yang terbaik adalah kompromi yaitu mencari jalan tengah untuk
menyelesaikan konflik tersebut.
Resume : Peranan Komunikasi Dalam Sebuah Organisasi
Komunikasi adalah penyampaian pesan dari
komunikator (sender) kepada komunikan (receiver) melalui media tertentu dan
menyebabkan efek, sedangkan Organisasi adalah sekelompok orang
yang bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.
Komunikasi dalam organisasi merupakan suatu komunikasi atau proses untuk anggota menghimpun informasi yang berhubungan dengan organisasinya dan merubah apa yang terjadi di dalamnya.
Komunikasi dalam suatu organisasi sangat penting agar tidak terjadinya salah penyampaian informasi antar anggota dalam suatu organisasi dan agar tercapainya tujuan tertentu.
Sebuah interaksi yang bertujuan untuk menyatukan dan mensikronkan seluruh aspek untuk kepentingan bersama sangat dibutuhkan dalam sebuah tujuan berorganisasi. Dengan kata lain, tanpa adanya sebuah interaksi yang baik niscaya sebuah organisasi tidak akan mencapai tujuannya. Interaksi disini adalah mutlak meliputi seluruh anggota organisasi yang dapat berupa penyampaian-penyampaian informasi, instruksi tugas kerjaatau mungkin pembagian tugas kerja. Interaksi sebenarnya adalah proses hubungan komunikasi antara 2 orang atau lebih dimana orang yang satu bertindak sebagai pemberi informasi dan orang yang lain berperan sebagai penerima informasi. Intinya, korelasinya harus melibatkan dan terfokus kepada orang-orang itu sendiri dalam suatu organisasi.
Seperti yang dibahas kemarin tentang seseorang yang berkomunikasi berbeda negara. Dengan hadirnya teknologi yang semakin canggih dan internetpun semakin meluas mereka dapat saja memakai beberapa cara seperti memakai facebook, skype, web cam, dan sejenisnya
Tetapi setiap ada kelebihan pasti ada saja kekurangannya, sebagai salah satu contohnya adalah dimana salah satu dari seseorang komunikator belum memiliki bandwith internet yang besar/memadai di negaranya, membuat komunikasi terkadang sedikit tersendat dan biasanya ini sering terjadi di saat sedang fokus dengan perbincangan tetapi karna internet kurang memadai lalu mereka salah paham disinilah salah satu letak kekurangannya, tetapi sejalannya waktu mungkin saja komunikasi akan lebih baik, karna komunikasi ini sangat sangat diperlukan dalam organisasi dan dapat dikatakan sangat mutlak, tanpa adanya komunikasi takkan ada sebuah organisasi yang berjalan dengan baik
Komunikasi dalam organisasi merupakan suatu komunikasi atau proses untuk anggota menghimpun informasi yang berhubungan dengan organisasinya dan merubah apa yang terjadi di dalamnya.
Komunikasi dalam suatu organisasi sangat penting agar tidak terjadinya salah penyampaian informasi antar anggota dalam suatu organisasi dan agar tercapainya tujuan tertentu.
Sebuah interaksi yang bertujuan untuk menyatukan dan mensikronkan seluruh aspek untuk kepentingan bersama sangat dibutuhkan dalam sebuah tujuan berorganisasi. Dengan kata lain, tanpa adanya sebuah interaksi yang baik niscaya sebuah organisasi tidak akan mencapai tujuannya. Interaksi disini adalah mutlak meliputi seluruh anggota organisasi yang dapat berupa penyampaian-penyampaian informasi, instruksi tugas kerjaatau mungkin pembagian tugas kerja. Interaksi sebenarnya adalah proses hubungan komunikasi antara 2 orang atau lebih dimana orang yang satu bertindak sebagai pemberi informasi dan orang yang lain berperan sebagai penerima informasi. Intinya, korelasinya harus melibatkan dan terfokus kepada orang-orang itu sendiri dalam suatu organisasi.
Seperti yang dibahas kemarin tentang seseorang yang berkomunikasi berbeda negara. Dengan hadirnya teknologi yang semakin canggih dan internetpun semakin meluas mereka dapat saja memakai beberapa cara seperti memakai facebook, skype, web cam, dan sejenisnya
Tetapi setiap ada kelebihan pasti ada saja kekurangannya, sebagai salah satu contohnya adalah dimana salah satu dari seseorang komunikator belum memiliki bandwith internet yang besar/memadai di negaranya, membuat komunikasi terkadang sedikit tersendat dan biasanya ini sering terjadi di saat sedang fokus dengan perbincangan tetapi karna internet kurang memadai lalu mereka salah paham disinilah salah satu letak kekurangannya, tetapi sejalannya waktu mungkin saja komunikasi akan lebih baik, karna komunikasi ini sangat sangat diperlukan dalam organisasi dan dapat dikatakan sangat mutlak, tanpa adanya komunikasi takkan ada sebuah organisasi yang berjalan dengan baik
ANALISIS KOMUNIKASI ONE WAY DAN TWO WAY TRAFFIC PADA
ORGANISASI INTRAKAMPUS
1. One Way
Traffic: Komunkasi satu arah yang artinya komunikasi ini terjadi jika seseorang
mengirim berita tidak bermaksud untuk menerima umpan balik (respon) dari orang
yang menerimanya secara langsung. Jadi hanya bermaksud memberikan informasi
atau menyampaikan perintah dari atasan untuk dikerjakan karyawan.
Contoh : A B
A : Si pengirim berita
B : Si penerima berita
Contoh Lain : Acara berita di televisi merupakan contoh dari komunikasi secara tidak langsung karena kita hanya bisa melihat si pembawa berita dan mendengarkan berita – berita apa saja yang dia sampaikan.
Contoh : A B
A : Si pengirim berita
B : Si penerima berita
Contoh Lain : Acara berita di televisi merupakan contoh dari komunikasi secara tidak langsung karena kita hanya bisa melihat si pembawa berita dan mendengarkan berita – berita apa saja yang dia sampaikan.
2. Two Way
Traffic: Komunikasi yang terjadi antara seseorang dengan orang lain dimana
kedua orang tersebut sama-sama aktif dalam memberikan tanggapan. Jadi baik
komunikator maupun komunikan sama-sama aktif dalam berinteraksi.
Two way traffic ini biasanya dilakukan di antara sesama teman atau sesama karyawan yang berada dalam tingkatan struktur organisasi yang sama.
Contoh : A B
A : Si pengirim berita dan juga Si penerima Berita
B : Si penerima berita dan juga Si Pengirim berita
Two way traffic ini biasanya dilakukan di antara sesama teman atau sesama karyawan yang berada dalam tingkatan struktur organisasi yang sama.
Contoh : A B
A : Si pengirim berita dan juga Si penerima Berita
B : Si penerima berita dan juga Si Pengirim berita
ANALISIS
ORGANISASI INTRAKAMPUS
Organisasi
yang terdiri dari struktur kepempinan guna untuk meminimalisirkan adanya beban
fungsi tugas pada satu pihak , maka dibuatnya struktur yaitu pempin organisasi
dengan bawahanya.
ONEWAY
TRAFFIC/ KOMUNIKASI SATU ARAH
1. PEMIMPIN/KETUA ORGANISASI
INTRAKAMPUS
Biasanya
ketua memberi perintah kepada anggotanya dengan menggunakan komunikasi satu
arah / one way traffic , memberikan sebuah informasi/perintah dari ketua untuk
anggota dengan tidak mengharapakan balasan/respon
2. BAGIAN HUMAS PADA ORGANISASI INTRA
KAMPUS
Biasanya
bagian ini bagian yang paling banyak atif dalam komunikasi karena bagian ini
berhubungan/berinteraksi langsung pada masyarakat dengan tujuan memperoleh
informasi. Untuk menyampaikan informasi tersebut biasanya menggunakan
komunikasi satu arah / one way traffic dengan memberi sebuah informasi kepada
anggota/ketua/lingkungan tanpa mengharapkan respon. Atau juga dengan
menggunakan media media pelengkap seperti memberikan informasi lewat papan
mading/sound class
TWO WAY
TRAFFIC/KOMUNIKASI DENGAN BEBERAPA ORANG
1. KETUA ORGANISASI
Peran ketua
sangat berpengaruh dan penting dalam orgaisasi karena tugas nya untuk
memberikan pengarahan,informasi dan tanggung jawab dalam suatu rencana yang
dibuat. Biasanya sebelum melakukan ativitas seperti acara ketua mengadakan
rapat atau diskusi yang dimana terjadinya komunikasi two way traffic karena
kegiatan tersebut bukan hanya dengan satu pihak saja tetapi melibatkan banyak
pihak untuk mengeluarkan pendapat {respon} . maka dalam hal ini adanya
komunikan dan komunikator .
Cara Mengatasi Konflik Dalam Perusahaan
Didalam hubungan komunikasi di suatu lingkungan
kerja atau perusahaan konflik antar individu akan sering terjadi. Konflik yang
sering terjadi biasanya adalah karena masalah kominikasi yang kurang baik.
Sehingga cara mengatasi konflik dalam perusahaan harus benar-benar dipahami
management inti dari perusahaan, untuk meminimalisir dampak yang timbul.
Permasalahan atau konflik yang terjadi antara karyawan atau karyawan dengan atasan yang terjadi karena masalah komunikasi harus di antisipasi dengan baik dan dengan system yang terstruktur. Karena jika masalah komunikasi antara atasan dan bawahan terjadi bias-bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya mogok kerja, bahkan demo.
Sehingga untuk mensiasati masalah ini bias dilakukan dengan berbagai cara.
1. Membentuk suatu system informasi yang terstruktur, agar tidak terjadi kesalahan dalam komunikasi. Misalnya, dengan membuat papan pengumungan atau pengumuman melalui loudspeaker.
2. Buat komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan menjadi lancer dan harmonis, misalnya dengan membuat rapat rutin, karena dengan komunikasi yang dua arah dan intens akan mengurangi masalah di lapangan
3. Beri pelatihan dalam hal komunikasi kepada atasan dan karyawan, pelatihan akan memberikan pengetahuan dan ilmu baru bagi setiap individu dalam organisasi dan meminimalkan masalah dalam hal komunikasi
Biasanya masalah timbul karena lingkungan yang kurang kondusif di suatu perusahaan. Misalnya, kondisi cahaya yang kurang, atau sirkulasi yang kurang baik, dan temperature ruangan yang tinggi sangat mungkin untuk meningkatkan emosi seseorang, jadi kondisi dari lingkungan juga harus di perhatikan
Permasalahan atau konflik yang terjadi antara karyawan atau karyawan dengan atasan yang terjadi karena masalah komunikasi harus di antisipasi dengan baik dan dengan system yang terstruktur. Karena jika masalah komunikasi antara atasan dan bawahan terjadi bias-bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya mogok kerja, bahkan demo.
Sehingga untuk mensiasati masalah ini bias dilakukan dengan berbagai cara.
1. Membentuk suatu system informasi yang terstruktur, agar tidak terjadi kesalahan dalam komunikasi. Misalnya, dengan membuat papan pengumungan atau pengumuman melalui loudspeaker.
2. Buat komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan menjadi lancer dan harmonis, misalnya dengan membuat rapat rutin, karena dengan komunikasi yang dua arah dan intens akan mengurangi masalah di lapangan
3. Beri pelatihan dalam hal komunikasi kepada atasan dan karyawan, pelatihan akan memberikan pengetahuan dan ilmu baru bagi setiap individu dalam organisasi dan meminimalkan masalah dalam hal komunikasi
Biasanya masalah timbul karena lingkungan yang kurang kondusif di suatu perusahaan. Misalnya, kondisi cahaya yang kurang, atau sirkulasi yang kurang baik, dan temperature ruangan yang tinggi sangat mungkin untuk meningkatkan emosi seseorang, jadi kondisi dari lingkungan juga harus di perhatikan
KONFLIK DALAM PERUSAHAAN
Perusahaan manapun pasti pernah mengalami konflik internal. Mulai dari
tingkat individu, kelompok, sampai unit. .Mulai dari derajat dan lingkup konflik
yang kecil sampai yang besar. Yang relatif kecil seperti masalah adu mulut
tentang pribadi antarkaryawan, sampai yang relatif besar seperti beda pandangan
tentang strategi bisnis di kalangan manajemen. Contoh lainnya dari
konflik yang relatif besar yakni antara karyawan dan manajemen. Secara
kasat mata kita bisa ikuti berita sehari-hari di berbagai media. Disitu
tampak konflik dalam bentuk demonstrasi dan pemogokan. Apakah hal itu
karena tuntutan besarnya kompensasi, kesejahteraan, keadilan promosi karir,
ataukah karena tuntutan hak asasi manusia karyawan.
Konflik itu sendiri merupakan proses yang dimulai bila satu pihak merasakan bahwa pihak lain telah mempengaruhi secara negatif atau akan segera mempengaruhi secara negatif. Faktor-faktor kondisi konflik (Robbins, Sthepen ,2003, Perilaku Organisasi):
· Harus dirasakan oleh pihak terkait
· Merupakan masalah persepsi
· Ada oposisi atau ketidakcocokan tujuan, perbedaan dalam penafsiran fakta, ketidaksepakatan pada pengharapan perilaku
· Interaksi negatif-bersilangan
· Ada peringkat konflik dari kekerasan sampai lunak.
Menurut Baden Eunson (Conflict Management, 2007,diadaptasi), terdapat beragam jenis konflik:
· Konflik vertikal yang terjadi antara tingkat hirarki,seperti antara manajemen puncak dan manajemen menengah, manajemen menengah dan penyelia, dan penyelia dan subordinasi. Bentuk konflik bisa berupa bagaimana mengalokasi sumberdaya secara optimum, mendeskripsikan tujuan, pencapaian kinerja organisasi, manajemen kompensasi dan karir.
· Konflik Horisontal, yang terjadi di antara orang-orang yang bekerja pada tingkat hirarki yang sama di dalam perusahaan. Contoh bentuk konflik ini adalah tentang perumusan tujuan yang tidak cocok, tentang alokasi dan efisiensi penggunaan sumberdaya, dan pemasaran.
· Konflik di antara staf lini, yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki tugas berbeda. Misalnya antara divisi pembelian bahan baku dan divisi keuangan. Divisi pembelian mengganggap akan efektif apabila bahan baku dibeli dalam jumlah besar dibanding sedikit-sedikit tetapi makan waktu berulang-ulang. Sementara divisi keuangan menghendaki jumlah yang lebih kecil karena terbatasnya anggaran. Misal lainnya antara divisi produksi dan divisi pemasaran. Divisi pemasaran membutuhkan produk yang beragam sesuai permintaan pasar. Sementara divisi produksi hanya mampu memproduksi jumlah produksi secara terbatas karena langkanya sumberdaya manusia yang akhli dan teknologi yang tepat.
· Konflik peran berupa kesalahpahaman tentang apa yang seharusnya dikerjakan oleh seseorang. Konflik bisa terjadi antarkaryawan karena tidak lengkapnya uraian pekerjaan, pihak karyawan memiliki lebih dari seorang manajer, dan sistem koordinasi yang tidak jelas.
k muncul.
Konflik itu sendiri merupakan proses yang dimulai bila satu pihak merasakan bahwa pihak lain telah mempengaruhi secara negatif atau akan segera mempengaruhi secara negatif. Faktor-faktor kondisi konflik (Robbins, Sthepen ,2003, Perilaku Organisasi):
· Harus dirasakan oleh pihak terkait
· Merupakan masalah persepsi
· Ada oposisi atau ketidakcocokan tujuan, perbedaan dalam penafsiran fakta, ketidaksepakatan pada pengharapan perilaku
· Interaksi negatif-bersilangan
· Ada peringkat konflik dari kekerasan sampai lunak.
Menurut Baden Eunson (Conflict Management, 2007,diadaptasi), terdapat beragam jenis konflik:
· Konflik vertikal yang terjadi antara tingkat hirarki,seperti antara manajemen puncak dan manajemen menengah, manajemen menengah dan penyelia, dan penyelia dan subordinasi. Bentuk konflik bisa berupa bagaimana mengalokasi sumberdaya secara optimum, mendeskripsikan tujuan, pencapaian kinerja organisasi, manajemen kompensasi dan karir.
· Konflik Horisontal, yang terjadi di antara orang-orang yang bekerja pada tingkat hirarki yang sama di dalam perusahaan. Contoh bentuk konflik ini adalah tentang perumusan tujuan yang tidak cocok, tentang alokasi dan efisiensi penggunaan sumberdaya, dan pemasaran.
· Konflik di antara staf lini, yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki tugas berbeda. Misalnya antara divisi pembelian bahan baku dan divisi keuangan. Divisi pembelian mengganggap akan efektif apabila bahan baku dibeli dalam jumlah besar dibanding sedikit-sedikit tetapi makan waktu berulang-ulang. Sementara divisi keuangan menghendaki jumlah yang lebih kecil karena terbatasnya anggaran. Misal lainnya antara divisi produksi dan divisi pemasaran. Divisi pemasaran membutuhkan produk yang beragam sesuai permintaan pasar. Sementara divisi produksi hanya mampu memproduksi jumlah produksi secara terbatas karena langkanya sumberdaya manusia yang akhli dan teknologi yang tepat.
· Konflik peran berupa kesalahpahaman tentang apa yang seharusnya dikerjakan oleh seseorang. Konflik bisa terjadi antarkaryawan karena tidak lengkapnya uraian pekerjaan, pihak karyawan memiliki lebih dari seorang manajer, dan sistem koordinasi yang tidak jelas.
k muncul.
Setiap
perusahaan yang menginginkan perusahaannya berdiri dengan baik.Pasti penuh
dengan suatu tantangan yang menjanjikan,setiap perusahaan mennginginkan hal
tersebut guna untuk mencapai suatu tujuan yang telah dicari sebelumnya.
Ketika perusahaan ingin menjadi perusahaan besar,saat itulah mulai terdapat gejala- gejala dan tantangan yang dihadapi oleh perusahaan.baik itu dari persaingan internal perusahaan.Maupun hal lainnya yang bisa menjadikan seseorang menjadi menginginkan perusahaan sepenuhnya.Terdapat berbagai macam pertentangan yang terjadi dalam sebuah perusahaan.Diantaranya adalah Konflik social dalam perusahaan.Konflik itu sendiri bisa terjadi karena perbedaan paham.Dan bisa menjadikan suatu hambatan untuk suatu perusahaan menjadi tegak dan kokoh.Dengan adanya konflik internal perusahaan.Pegawai yang berkerja dalam suatu perusahaan akan merasa tersaingi dan tertekan.Pengertian konflik perusahaan itu sendiri adalah segala macam interaksi pertentangan atau antogonistik antara dua atau lebih pihak.Konflik itu sendiri bisa berasal dari kesalahpahaman dan perselisihan pandang yang menyebabkan pertentangan.
Didalam perusahaan tentu menginginkan suatu pemahaman dan pendapat yang bisa memajukan perusahaan.Dalam hal ini dikatakan konflik dalam perusahaan akan mengakibatkan suatu tantangan bagi perusahaan itu sendiri terutama bagi para pegawai yang berkerja dalam perusahaan tersebut.Maka dalam bahasan ini akan dijelaskan berkenaan tentang konflik itu sendiri.
Berikut ini adalah berbagai Jenis-jenis Konflik :
a. Konflik peranan yang terjadi didalam diri seseorang (person-role conflict)
b. Konflik antar peranan (inter-role conflict)
c. Konflik yang timbul karena seseorang harus memenuhi harapan beberapa orang (intesender conflict)
d. Konflik yang timbul karena disampaikannya informasi yang saling bertentangan (intrasender conflict).
Konflik juga dapat dibedakan menurut pihak-pihak yang saling bertentangan. Atas dasarhal ini , ada 5 jenis konflik , yaitu :
a. Konflik dalam diri individu.
b. Konflik antar individu.
c. Konflik antar individu dan kelompok.
d. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama.
e. Konflik antar organisasi
Sumber-Sumber Konflik :
a. Kebutuhan untuk membagi (sumber daya-sumber daya) yang terbatas.
b. Perbedaan-perbedaan dalam berbagai tujuan.
c. Saling ketergantungan kegiatan-kegiatan kerja.
d. Perbedaan nilai-nilai atau persepsi.
e. Kemandirian organisasional.
f. Gaya-gaya individual.
Namun dengan adanya Konflik dalam perusahaan ini akan ada positifnya juga.Perusahaan akan terus mencari jalan keluar yang terbaik dalam mencari keputusan bersama.Setidaknya perusahaan akan terus mecari pendapat yang terbaik dari pihak yang berkonflik.Dan terus akan memotivasi perusahaan untuk menjadi perusahaan yang besar.
Ketika perusahaan ingin menjadi perusahaan besar,saat itulah mulai terdapat gejala- gejala dan tantangan yang dihadapi oleh perusahaan.baik itu dari persaingan internal perusahaan.Maupun hal lainnya yang bisa menjadikan seseorang menjadi menginginkan perusahaan sepenuhnya.Terdapat berbagai macam pertentangan yang terjadi dalam sebuah perusahaan.Diantaranya adalah Konflik social dalam perusahaan.Konflik itu sendiri bisa terjadi karena perbedaan paham.Dan bisa menjadikan suatu hambatan untuk suatu perusahaan menjadi tegak dan kokoh.Dengan adanya konflik internal perusahaan.Pegawai yang berkerja dalam suatu perusahaan akan merasa tersaingi dan tertekan.Pengertian konflik perusahaan itu sendiri adalah segala macam interaksi pertentangan atau antogonistik antara dua atau lebih pihak.Konflik itu sendiri bisa berasal dari kesalahpahaman dan perselisihan pandang yang menyebabkan pertentangan.
Didalam perusahaan tentu menginginkan suatu pemahaman dan pendapat yang bisa memajukan perusahaan.Dalam hal ini dikatakan konflik dalam perusahaan akan mengakibatkan suatu tantangan bagi perusahaan itu sendiri terutama bagi para pegawai yang berkerja dalam perusahaan tersebut.Maka dalam bahasan ini akan dijelaskan berkenaan tentang konflik itu sendiri.
Berikut ini adalah berbagai Jenis-jenis Konflik :
a. Konflik peranan yang terjadi didalam diri seseorang (person-role conflict)
b. Konflik antar peranan (inter-role conflict)
c. Konflik yang timbul karena seseorang harus memenuhi harapan beberapa orang (intesender conflict)
d. Konflik yang timbul karena disampaikannya informasi yang saling bertentangan (intrasender conflict).
Konflik juga dapat dibedakan menurut pihak-pihak yang saling bertentangan. Atas dasarhal ini , ada 5 jenis konflik , yaitu :
a. Konflik dalam diri individu.
b. Konflik antar individu.
c. Konflik antar individu dan kelompok.
d. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama.
e. Konflik antar organisasi
Sumber-Sumber Konflik :
a. Kebutuhan untuk membagi (sumber daya-sumber daya) yang terbatas.
b. Perbedaan-perbedaan dalam berbagai tujuan.
c. Saling ketergantungan kegiatan-kegiatan kerja.
d. Perbedaan nilai-nilai atau persepsi.
e. Kemandirian organisasional.
f. Gaya-gaya individual.
Namun dengan adanya Konflik dalam perusahaan ini akan ada positifnya juga.Perusahaan akan terus mencari jalan keluar yang terbaik dalam mencari keputusan bersama.Setidaknya perusahaan akan terus mecari pendapat yang terbaik dari pihak yang berkonflik.Dan terus akan memotivasi perusahaan untuk menjadi perusahaan yang besar.
|
Bagi
seorang wirausahawan, konflik Yang sering dijumpai dan dipecahkan yaitu konflik
organisasi, konflik itu ialah Sikap saling mempertahankan diri
sekurang-kurangnya diantara dua kelompok, yang memiliki tujuan dan pandangan
berbeda. ada beberapa konflik dalam kehidupan organisasi didalam kewirausahaan
,
1. Konflik dalam diri individu, yang terjadi bila seorang individu menghadapi ketidakpastian tentang pekerjaan yang dia harapkan untuk melaksaanakannya, bila berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan, atau bila individu diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya.
2. Konflik antarindividu, dalam organisi yang sama, dimana hal ini seing diakibatkan oleh perbedaan-perbedaan kepribadian. Konflik ini juga bberasal dari adanya konflik antarperanan ( seperti antara manajer dan bawahan )
3. Konflik antar individu dan kelompok, yang berhubungan dengan cara individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja mereka.
4. Konflik antarkelompok dalam organisasi yang sama, karena terjadi ppertentangan kepentingan antarkelompok.
5. Konflik antarorganisasi, yaitu timbul sebagai akibat bentuk persaingan ekonomi dalam system perekonomian suatu Negara. Konflik ini telah mengarahkan timbulnya pengembangan produk baru, teknologi, dan jasa, harga-harga lebih rendah, dan penggunaan sumber daya lebih efisien.
penanggulangan konflik atau solusi untuk mengatasi konflik-konflik tersebut .
a. Tanggung jawab lini dan staf harus ditegaskan. Secara umum, para anggota lini beranggung jawab atas keputusan –keputusan organisasi, atau dengan kata lain, mereka harus bebas menerima, mengubah, atu menolak saran-saran staf. Di lain pihak , para anggota staf harus bebas untuk memberikan saran bila mereka merasa hal itu diperlukan tidak hanya bila anggota lini memintanya.
b. Mengintegrasikan kegiatan-kegiatan lini dan staf. Saran-saran staf akan lebih realistis bila berkonsultasi terlebih dahulu dengan anggota lini dalam proses penyusunan saran-saran mereka. Konsultasi staf lini ini juga akan membuat para anggota lini bersedia mengimplementasikan gagasan-gagasan staf.
c. Mengajarkan lini untuk menggunakan staf. Manajer lini akan lebih efektif memanfaatkan keahlian staf bila mereka mengetahui kegunaan staf spesialis bagi mereka.
d. Mendapatkan pertanggung jawaban staf atas hasil-hasil. Para anggota staf lebih bersedia melaksanakan saran –saran staf bila para anggota staf ikut bertanggung jawab atas kegagalan yang terjadi. Pertangungjawaban ini juga akan membuat para anggota staf lebih berhati-hati dalam menyusun saran-saran mereka
1. Konflik dalam diri individu, yang terjadi bila seorang individu menghadapi ketidakpastian tentang pekerjaan yang dia harapkan untuk melaksaanakannya, bila berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan, atau bila individu diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya.
2. Konflik antarindividu, dalam organisi yang sama, dimana hal ini seing diakibatkan oleh perbedaan-perbedaan kepribadian. Konflik ini juga bberasal dari adanya konflik antarperanan ( seperti antara manajer dan bawahan )
3. Konflik antar individu dan kelompok, yang berhubungan dengan cara individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja mereka.
4. Konflik antarkelompok dalam organisasi yang sama, karena terjadi ppertentangan kepentingan antarkelompok.
5. Konflik antarorganisasi, yaitu timbul sebagai akibat bentuk persaingan ekonomi dalam system perekonomian suatu Negara. Konflik ini telah mengarahkan timbulnya pengembangan produk baru, teknologi, dan jasa, harga-harga lebih rendah, dan penggunaan sumber daya lebih efisien.
penanggulangan konflik atau solusi untuk mengatasi konflik-konflik tersebut .
a. Tanggung jawab lini dan staf harus ditegaskan. Secara umum, para anggota lini beranggung jawab atas keputusan –keputusan organisasi, atau dengan kata lain, mereka harus bebas menerima, mengubah, atu menolak saran-saran staf. Di lain pihak , para anggota staf harus bebas untuk memberikan saran bila mereka merasa hal itu diperlukan tidak hanya bila anggota lini memintanya.
b. Mengintegrasikan kegiatan-kegiatan lini dan staf. Saran-saran staf akan lebih realistis bila berkonsultasi terlebih dahulu dengan anggota lini dalam proses penyusunan saran-saran mereka. Konsultasi staf lini ini juga akan membuat para anggota lini bersedia mengimplementasikan gagasan-gagasan staf.
c. Mengajarkan lini untuk menggunakan staf. Manajer lini akan lebih efektif memanfaatkan keahlian staf bila mereka mengetahui kegunaan staf spesialis bagi mereka.
d. Mendapatkan pertanggung jawaban staf atas hasil-hasil. Para anggota staf lebih bersedia melaksanakan saran –saran staf bila para anggota staf ikut bertanggung jawab atas kegagalan yang terjadi. Pertangungjawaban ini juga akan membuat para anggota staf lebih berhati-hati dalam menyusun saran-saran mereka
Cara-cara
penyelesaian konflik menurut Richard Y. Chang adalah sebagai berikut:
- Mengakui adanya konflik. Langkah ini merupakan langkah awal untuk menyelesaikan konflik secara dini. Tanpa adanya pengakuan secara sadar bahwa telah terjadi konflik maka masalah tidak akan pernah terselesaikan. Kearifan dari semua pihak sangat diperlukan dalam proses ini.
- Mengidentifikasi konflik yang sebenarnya. Kita dapat menyebutnya sebagai identifikasi masalah. Kegiatan ini sangat diperlukan dan memerlukan keahlian khusus. Konflik dapat saja muncul dari sumber atau akar masalah tertentu, namun masalah tersebut menjadi konflik bila tidak dikelola dengan emosi yang baik. Oleh sebab itulah, perlu dipilah mana yang menjadi masalah inti dan mana yang menjadi masalah karena hal-hal emosional. Masalah inti merupakan masalah yang mendasari terjadinya konflik sedangkan emosi hanya memperkeruh masalah itu saja.
- Mendengarkan semua pendapat atau sudut pandang dari aktor yang terlibat. Sederhananya, lakukan dengan pendapat dan saran atau sharing dengan melibatkan semua pihak yang terlibat konflik untuk mengungkapkan pendapatnya. Hindari menilai pendapat benar atau salah karena hal ini hanya memperuncing masalah dan menjauhkan dari solusi. Fokuskan pembicaraan pada fakta dan perilaku, bukan pada perasaan atau unsur-unsur personal/pribadi.
- Bersama-sama mencari cara terbaik untuk menyelesaikan konflik. Lakukanlah diskusi terbuka untuk memperluas wawasan dan informasi serta alternatif solusi untuk menumbuhkan rasa saling percaya dan hubungan yang sehat di antara semua yang terlibat konflik.
- Mendapatkan kesepakatan dan tanggung jawab untuk menemukan solusi. Doronglah pihak-pihak yang terlibat konflik untuk saling bekerja sama memecahkan permasalahan secara tepat. Buatlah seluruh pihak merasa tenang dan merasa diperlukan dan memerlukan satu sama lain. Salah satu cara yang efektif adalah dengan saling memposisikan dirinya pada peranan orang lain, sehingga akhirnya dapat dimengerti kenapa si A bertindak begini, dan mengapa si B bertindak begitu, dan seterusnya.
- Menjadwal sesi tindak lanjut untuk mengkaji solusi yang dihasilkan. Pemberian tanggung jawab untuk melaksanakan solusi memerlukan komitmen yang kuat. Oleh sebab itu perlu dikaji solusi yang dihasilkan untuk mengetahui tingkat kefektifan dari solusi tersebut. Persoalan Politik, terutama ketika adanya Pakta Pertahanan atau Pakta Perdamaian
- Pasca Perang Dunia II muncul dua blok kekuatan besar, yaitu Blok Barat dan Blok Timur. Kedua Blok tersebut mempunyai pakta pertahanan masing-masing yang saling unjuk kekuatan terutama dalam kepemilikan dan pengembangan persenjataan canggih. Akibatnya sering terjadi sengketa di berbagai negara, misalnya krisi Kuba, Perang Kamboja, Perang Vietnam, Perang Irak, Perang Korea.
- b. Persoalan Batas Wilayah, terutama dalam penentuan kepemilikan laut teritorial dan batas alam daratan.
- Kasus seperti ini dapat kita lihat ketika adanya ketidaksepahaman antara Indonesia dan Malaysia mengenai batas laut teritorial di antara kedua negara tersebut yang terletak di Pulau Sipadan dan Ligitan.
- a. Jasa-jasa Baik (good office), yaitu penyelesaian sengketa internasional dengan menggunakan pihak ketiga yang membantu menyelesaikan sengketa yang mempertemukan pihak yang bersengketa.
- b. Konsiliasi (Consiliation), yaitu suatu usaha menyelesaikan sengketa yang ditujukan untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang bersengketa demi tercapainya suatu persetujuan bersama.
- c. Arbitrasi (arbitration), yaitu penyelesaian sengketa dengan mengajukan permasalahan kepada orang-orang tertentu yang dipilih secara bebas oleh pihak yang bersengketa untuk memutuskan sengketa itu tanpa memperhatikan hukum secara ketat.
- d. Adjudikasi (adjudication), yaitu suatu teknik hukum untuk menyelesaikan persengketaan internasional dengan menyerahkan putusan kepada lembaga-lembaga peradilan.
- e. Judicial Settlement, yaitu penyelesaian masalah dengan menerapkan ketentuan hukum badan peradilan internasional.
- f. Negosiasi (negotiatio0n), yaitu perundingan antara pihak-pihak yang bersengketa dan merupakan sarana untuk menetapkan penyesuaian kebijakan tentang masalah yang dipersengketakan.
- Kemudian dalam penyelesaian sengketa internasional dikenal beberapa istilah penting berikut ini, yaitu :
- a. Advisory Opinion, yaitu suatu opini hukum yang dibuat oleh pengadilan dalam menyelaraskan permasalahan yang diajukan oleh lembaga berwenang.
- b. Compromis, yaitu kesepakatan awal diantara pihak yang bersengketa dan menetapkan ketentuan mengenai hal-ikhwal persengketaan yang akan diselesaikan.
- c. Compulsory Jurisdiction, yaitu kekuasaan Mahkamah Internasional untuk mendengar dan memutuskan kategori tertentu mengenai suatu keputusan tanpa memerlukan kesepakatan terlebih dahulu dari pihak yang terlibat.
d. Ex Aequo et Bono, yaitu asas untuk menetapkan keputusan pengadilan internasional atas dasar keadilan dan kebaikan. Konflik
Konflik berasal dari kata kerja Latin
configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik
diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga
kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Tidak satu
masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan
kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan
hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik
dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi.
perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik,
kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan
dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan
situasi yang wajar dalam setiap masyarakat
dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar
anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang
bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.
Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.
Komentar
Posting Komentar